Beberapa karyanya lahir dari tempat purba ini, diantranya Tetralogi Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca). Penjara tak membuatnya berhenti sejengkalpun menulis. Baginya, menulis adalah tugas pribadi dan nasional. Dan ia konsekuen terhadap semua akibat yang ia peroleh. Berkali-kali karyanya dilarang dan dibakar.
Dari tangannya yang dingin telah lahir lebih dari 50 karya dan diterjemahkan kedalam lebih dari 42 bahasa asing. karena kiprahnya di gelanggang sastra dan kebudayaan, Pramoedya Ananta Toer dianugrahi pelbagai penghargaan internasional, diantaranya :
The PEN Freedom-to-write Award (1988)
Ramon Magsaysay Awrd (1995)
Fukuoka Cultur Grand Price, Jepang (2000)
The Norwegian Authours Union (2004)
Pablo Nuruda dari Presiden Republik Chile Senor Ricardo Lagos Escobar.
Sampai saat ini, ia adalah satu-satunya wakil Indonesia yang namanya berkali-kali masih dalam daftar Kandidat Pemenang Nobel Sastra.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan pesan untuk memberikan saran dan kritiknya. Terimakasih